Pengaruh Penyimpanan dan Penandaan Obat High Alert dan LASA (Look Alike Sound Alike) Terhadap Risiko Terjadinya Human Error Di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Bandung
Kata Kunci:
Human Error, Obat High Alert, LASA (Look Alike Sound Alike)Abstrak
Obat high alert adalah obat yang perlu diwaspadai karena sering menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius dan berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Untuk mencegah terjadinya kesalahan, maka obat high alert harus dikelola dengan baik termasuk penyimpanan dan penandaannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyimpanan dan penandaan obat high alert dan LASA (Look Alike Sound Alike) terhadap risiko terjadinya human error di salah satu Rumah Sakit Swasta Kota Bandung. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Sampel yang digunakan sebanyak 30 orang yang terdiri dari petugas depo rawat jalan dan depo rawat inap. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan aplikasi Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan obat high alert dan LASA secara parsial tidak berpengaruh terhadap risiko terjadinya human error dengan nilai signifikansi 0,568 (lebih besar dari 0,05), penandaan obat high alert dan LASA secara parsial berpengaruh terhadap risiko terjadinya human error dengan nilai signifikansi 0,03 (lebih kecil dari 0,05), sedangkan secara simultan penyimpanan dan penandaan obat high alert dan LASA (Look Alike Sound Alike) berpengaruh terhadap risiko terjadinya human error dengan nilai signifikansi 0,014 (lebih kecil dari 0,05). Persentasi sumbangan pengaruh penyimpanan dan penandaan obat high alert dan LASA terhadap risiko terjadinya human error sebesar 27,1% sedangkan sisanya 72,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Dapat disimpulkan bahwa penyimpanan dan penandaan obat high alert dan LASA (Look Alike Sound Alike) berpengaruh terhadap risiko terjadinya human error.
Referensi
Bayang, A.T., Pasinringi, S. & Sangkala. 2013. Faktor Penyebab Terjadinya Medication Error di RSUD Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng. Tesis. Pascasarjana. Universitas Hasanudin. Makassar.
Hardani dan Andriani, Helmina. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Instalasi Farmasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. 2012. Panduan Penggunaan Obat High Alert. Jakarta Pusat: IFRSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Instalasi Farmasi RSU Mitra Sejati. 2017. Panduan Penggunaan Obat Look Alike Sound Alike (LASA). Medan: IFRSU Mitra Sejati.
ISMP. 2018. High-Alert Medications in Acute Care Settings.
ISMP. 2018. High-Alert Medications in Community/Ambulatory Settings.
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. 2017. Permenkes RI Nomor 11 Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia. 2013. Standar Prosedur Operasional Praktik Apoteker Indonesia.
Pharmaceutical Service Division Ministry of Health Malaysia. 2012. Guide on Handling Look Alike, Sound Alike Medications (First Edition). Malaysia.
Rusli. 2018. Farmasi Klinik. Jakarta Selatan: P2M2.
Safitri, M., Zazuli, Z., & Dentiarianti. 2016. Studi Pengelolaan Obat-obatan Look Alike (Rupa Mirip) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X di Kota Cimahi. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) 2 UNJANI.
Santoso, Singgih. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Silvia, dkk. 2011. Concomitant Prescribing and Dispensing Errors at a Brazilian Hospital. Clinical Science P: 1691-1697.